Latest Post
01.44
huruf F dan J di keyboard
Written By Provider Wisata on Minggu, 10 Mei 2015 | 01.44
Ini alasan di balik pemberian tonjolan pada huruf F dan J di keyboard
Reporter : Joshua Riwu Kaho | 2015-05-08 22:36:00
Tonjolan itu dapat membantu mereka mengidentifikasikan huruf yang dipencet tanpa perlu memperhatikan tombolnya pada keyboard.
Brilio.net - Coba deh perhatikan lagi keyboard kamu. Di setiap keyboard pada komputer PC maupun laptop, pasti ada tonjolan kecil pada huruf F maupun J. Kenapa bisa gitu?
Tonjolan pada tombol huruf F dan J berawal pada tahun 1888 yang lalu, ketika Frank Edward McGurin menemukan metode touch typing, yakni cara mengetik tanpa melihat tombol di keyboard.
Lalu apa fungsinya? Dilansir brilio.net dari WikiSpaces, Jumat (8/5), fungsinya untuk membantu meningkatkan kemampuan dari touch typing
itu sendiri. Sebab, tonjolan itu dapat membantu mereka
mengidentifikasikan huruf yang dipencet tanpa perlu memperhatikan
tombolnya pada keyboard.
Di keyboard standar, deretan di bagian tengah terdapat huruf
A, S, D, F, G, H, J, K, L, dan tanda :; (titik dua dan titik koma),
serta "' (petik satu dan petik dua). Nah, huruf F sendiri, menurut
McGurin adalah posisi yang paling tepat untuk meletakkan jari telunjuk
kiri, sedangkan huruf J adalah tempat untuk meletakkan telunjuk kanan.
Nah dengan bantuan tonjolan ini, para penulis dapat merasakan apakah
jarinya diletakkan di tempat yang tepat saat mengetik, walaupun tanpa
harus melihat di keyboard.
Modifikasi tombol F dan J ini kemudian dipatenkan oleh June E Botich
dari Naples, Florida pada tahun 2002, sehingga panduan taktis ini
menjadi standar di hampir semua keyboard di seluruh dunia. Nah, sekarang silakan dicoba untuk mengetik tanpa memperhatikan tombol di keyboard, melainkan cukup dengan merasakan tonjolan di huruf F dan J.
00.17
Menyulap Angin Laut Selatan Jadi Listrik
Written By Provider Wisata on Rabu, 06 Mei 2015 | 00.17
Begini Cara PLTB Samas
Menyulap Angin Laut Selatan Jadi Listrik
Pelangi Karismakristi - 04 Mei 2015 17:40 WIB
foto: Antara
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Di sebagian lahan Pantai
Samas, Bantul, DIY, akan dibangun 'kebun angin'. Hasil dari puluhan
kincir angin raksaya yang 'ditanam' di sini adalah energi listrik
sebesar 50 MegaWatt.
Nama resmi dari 'kebun angin' ini Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Samas. Presiden Jokowi yang meresmikan dimulainya pembangunan proyek energi alternatif terbesar di Indonesia ini, Senin (4/5/2015).
Sama seperti pembangkit listik yang sudah berdiri, jantung dari PTLB Samas adalah generator penghasil listrik. Bedanya sumber tenaganya bukanlah arus air dan uap, melainkan tiupan kencang angin dari Laut Selatan.
Tiga puluhan kincir angin raksasa yang 'menangkap' hembusan angin itu. Putaran poros kincir akan memutar turbin dan menyalurkan tenaganya ke generator penghasil listrik.
Semakin tinggi tiang dan semakin lebar diameter bilah kincir, semakin besar pula tenaga listrik yang dihasilkan. Tentunya akan semakin besar bila angin yang bertiup juga semakin kencang sebab itu artinya makin kencang pula turbin berputar.
Gampangnya, cara kerja kincir angin ini sama seperti kipas angin di dalam kamar. Bedanya adalah kipas angin menggunakan listrik untuk menghasilkan angin, sedangkan kincir menggunakan angin untuk menghasilkan listrik.
Pada dasarnya PLTB bisa dibangun di mana saja di mana angin berhembus kencang. Selain pantai yang berangin kencang seperti Samas, pulau-pulau terpencil, punggung gunung, padang rumput di perbukitan Nusa Tenggara Timur dan pulau-pulau terpencil cocok untuk lokasi fasilitas serupa.
Kelebihan PLTB adalah sumber pembangkit yang murah, yaitu angin yang pastinya selalu bertiup selama bumi berputar. Penggunaan angin yang merupakan energi terbarukan ini tidak menyisakan limbah beracun berbahaya seperti nuklir.
Namun dari Denmark dan Jerman yang menerapkan PLTB sejak '70-an, tercatat ada dampak negatifnya. Seperti polusi suara dari putaran kincir, interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi dan transmisi gelombang mikro komunikasi dan matinya burung serta kelelawar akibat terpukul bilah kincir.
Menurut jadwal, proyek PLTB Samas dapat beroperasi penuh mulai 2018 mendatang. Proyek ini menelan biaya Rp 2 trilyun, terhitung sangat hemat untuk ukuran sebuah pembangkit listrik.
Penghematan besar-besar ini karena PLTB Samas dibangun di atas lahan tepian pantai yang dihibahkan oleh pemiliknya, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
LHE
Nama resmi dari 'kebun angin' ini Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Samas. Presiden Jokowi yang meresmikan dimulainya pembangunan proyek energi alternatif terbesar di Indonesia ini, Senin (4/5/2015).
Sama seperti pembangkit listik yang sudah berdiri, jantung dari PTLB Samas adalah generator penghasil listrik. Bedanya sumber tenaganya bukanlah arus air dan uap, melainkan tiupan kencang angin dari Laut Selatan.
Tiga puluhan kincir angin raksasa yang 'menangkap' hembusan angin itu. Putaran poros kincir akan memutar turbin dan menyalurkan tenaganya ke generator penghasil listrik.
Semakin tinggi tiang dan semakin lebar diameter bilah kincir, semakin besar pula tenaga listrik yang dihasilkan. Tentunya akan semakin besar bila angin yang bertiup juga semakin kencang sebab itu artinya makin kencang pula turbin berputar.
Gampangnya, cara kerja kincir angin ini sama seperti kipas angin di dalam kamar. Bedanya adalah kipas angin menggunakan listrik untuk menghasilkan angin, sedangkan kincir menggunakan angin untuk menghasilkan listrik.
Pada dasarnya PLTB bisa dibangun di mana saja di mana angin berhembus kencang. Selain pantai yang berangin kencang seperti Samas, pulau-pulau terpencil, punggung gunung, padang rumput di perbukitan Nusa Tenggara Timur dan pulau-pulau terpencil cocok untuk lokasi fasilitas serupa.
Kelebihan PLTB adalah sumber pembangkit yang murah, yaitu angin yang pastinya selalu bertiup selama bumi berputar. Penggunaan angin yang merupakan energi terbarukan ini tidak menyisakan limbah beracun berbahaya seperti nuklir.
Namun dari Denmark dan Jerman yang menerapkan PLTB sejak '70-an, tercatat ada dampak negatifnya. Seperti polusi suara dari putaran kincir, interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi dan transmisi gelombang mikro komunikasi dan matinya burung serta kelelawar akibat terpukul bilah kincir.
Menurut jadwal, proyek PLTB Samas dapat beroperasi penuh mulai 2018 mendatang. Proyek ini menelan biaya Rp 2 trilyun, terhitung sangat hemat untuk ukuran sebuah pembangkit listrik.
Penghematan besar-besar ini karena PLTB Samas dibangun di atas lahan tepian pantai yang dihibahkan oleh pemiliknya, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
LHE
22.57
Jumlah Wisatawan Masuk Gua Pindul Harus Dibatasi
Written By Provider Wisata on Senin, 04 Mei 2015 | 22.57
Jumlah Wisatawan Masuk Gua Pindul Harus Dibatasi
2 hours ago by jogja dotco in Berita
Ramainya Antrian pengunjung Gua Pindul 2 Mei 2015 / facebook : Lazarus Arintoko
Sejumlah pihak mendesak pembatasan jumlah wisatawan yang masuk ke
dalam Gua Pindul segera dilaksanakan karena kondisinya saat ini sudah
cukup mengkhawatirkan.
Tidak terkontrolnya jumlah wisatawan dikhawatirkan malah akan merusak ekosistem yang bisa merugikan masyarakat sendiri.
Salah satunya disampaikan oleh Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul,
Purwanto. Menurutnya, jika pemerintah dan pengelola Gua Pindul tidak
segera melakukan pembatasan, maka ekosistem di dalamnya akan rusak.
Dalam jangka panjang masyarakat sendiri yang akan rugi.
“Kami meminta segera ada pembatasan. Kalau seperti itu terus, malah
akan merugikan masyarakat,” katanya saat diminta tanggapan mengenai
membludaknya wisatawan yang masuk ke dalam Gua Pindul pada akhir pekan
lalu, Senin (4/52015).
Politisi Partai Gerindra ini mengakui memang saat ini tidak ada
aturan tertulis yang membatasi jumlah wisatawan. Untuk itu diperlukan
komitmen kuat di antara pengelola sehingga apa yang sudah disepakati
bisa benar-benar dijalankan.
Selain pembatasan, menurutnya juga diperlukan kebijakan meliburkan
Gua Pindul. Artinya, dalam jangka waktu tertentu, pengelola tidak
memasukkan wisatawan untuk menyusuri gua.
Langkah itu nantinya bisa meminimalisir kerusakan ekosistemnya.
“Itu perlu (diliburkan satu hari dalam sepekan atau sebulan). Kalau
ekosistemnya sudah rusak, butuh waktu lama untuk
memperbaikinya,”ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Walhi DIY. Menurut Direktur Walhi
DIY, Haliq Sandera, pembatasan jumlah wisatawan ini mendesak untuk
dilakukan.
Pembatasan dapat dilakukan dengan berbagai model. Salah satunya melakukan pembatasan jumlah wisatawan perhari atau pertahun.
“Pembatasan tidak hanya dilakukan di Pindul saja, tetapi juga dilakukan di kawasan ekowisata yang dikembangkan lainnya,”katanya.
Kepada pemerintah, Haliq meminta untuk segera membuat kebijakan
mengenai pembatasan jumlah kunjungan wisatawan ini. Nantinya, kebijakan
tersebut segera disosialisasikan kepada masyarakat sehingga bisa
terlaksana dengan baik.
“Kesadaran masyarakat yang tinggal di lokasi ekowisata untuk tetap
menjaga lingkungan, perlu dibangunkan. Karena ketika ekosistem tidak
dijaga, berubah dan rusak, akan mengurangi minat wisatawan juga untuk
berkunjung ke sana,” imbuhnya.
via tribunjogja
20.04
Operator Bakal Gelar Migrasi Frekuensi
Siap-siap, Malam Ini Operator Bakal Gelar Migrasi Frekuensi
By Denny Mahardy on 04 Mei 2015 at 18:48 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan proses
perpindahan alokasi frekuensi di frekuensi 1800 Mhz yang digunakan
operator telekomunikasi seluler dimulai 4 Mei 2015. Berbagai operator
telekomunikasi yang menempati frekuensi 1800 Mhz mengaku telah siap
melakukan eksekusi pindah kanal.
Wilayah Maluku dan Papua dipilih menjadi lokasi paling pertama dari proses perpindahan alokasi spektrum di 1800 Mhz dari pembagian sebanyak 42 cluster. Langkah perpindahan alokasi frekuensi ini merupakan salah satu tindakan yang harus dilakukan menjelang penetapan teknologi netral di frekuensi yang sebelumnya dipakai teknologi 2G.
"Proses pindah alokasi frekuensinya dimulai nanti malam jam 12 waktu setempat. Sesuai jadwa,l kita akan mulai dari Maluku dan Papua dulu prosesnya, secara perusahaan Telkomsel sudah siap untuk melakukan migrasi di sana," ungkap Ivan Cahaya Permana, VP Technologi & System Telkomsel di Jakarta, Senin (4/5/2015).
Ivan melanjutkan, proses perpindahan kanal yang akan dilakukannya nanti malam bakalan bersamaan dengan XL Axiata. Telkomsel sendiri memiliki sekitar 800 base transceiver station (BTS) di sekitar wilayah Maluku yang akan terkena dampak perpindahan frekuensi.
Selama proses perpindahan yang dilakukan oleh operator telekomunikasi, diakui bakalan mempengaruhi layanan komunikasi yang dipakai pelanggan pada wilayah yang fasilitas komunikasinya sedang diatur ulang.
"Kalau pengaruh pasti ada. Analoginya jalan tol tadinya ada 4 jalur terus kita tutup 1-2 jalurnya, berarti ada pengurangan alokasi jalur yang berdampak ke trafik yang ada di dalamnya. Tapi kita akan antisipasi gangguan yang ada nantinya supaya pelanggan tidak terganggu," jelas Ivan.
Meski begitu, Badan Regulasi Telekomuikasi Indonesia (BRTI) sempat menyarankan agar pelanggan operator telekomunikasi menghindari penggunaan layanan untuk transaksi perbankan ketika proses realokasi dilakukan.
Hal itu untuk mengantisipasi agar proses transaksi yang dilakukan tidak terkena dampak akibat gangguan layanan telekomunikasi yang mungkin terjadi.
(den/isk)
Wilayah Maluku dan Papua dipilih menjadi lokasi paling pertama dari proses perpindahan alokasi spektrum di 1800 Mhz dari pembagian sebanyak 42 cluster. Langkah perpindahan alokasi frekuensi ini merupakan salah satu tindakan yang harus dilakukan menjelang penetapan teknologi netral di frekuensi yang sebelumnya dipakai teknologi 2G.
"Proses pindah alokasi frekuensinya dimulai nanti malam jam 12 waktu setempat. Sesuai jadwa,l kita akan mulai dari Maluku dan Papua dulu prosesnya, secara perusahaan Telkomsel sudah siap untuk melakukan migrasi di sana," ungkap Ivan Cahaya Permana, VP Technologi & System Telkomsel di Jakarta, Senin (4/5/2015).
Ivan melanjutkan, proses perpindahan kanal yang akan dilakukannya nanti malam bakalan bersamaan dengan XL Axiata. Telkomsel sendiri memiliki sekitar 800 base transceiver station (BTS) di sekitar wilayah Maluku yang akan terkena dampak perpindahan frekuensi.
Selama proses perpindahan yang dilakukan oleh operator telekomunikasi, diakui bakalan mempengaruhi layanan komunikasi yang dipakai pelanggan pada wilayah yang fasilitas komunikasinya sedang diatur ulang.
"Kalau pengaruh pasti ada. Analoginya jalan tol tadinya ada 4 jalur terus kita tutup 1-2 jalurnya, berarti ada pengurangan alokasi jalur yang berdampak ke trafik yang ada di dalamnya. Tapi kita akan antisipasi gangguan yang ada nantinya supaya pelanggan tidak terganggu," jelas Ivan.
Meski begitu, Badan Regulasi Telekomuikasi Indonesia (BRTI) sempat menyarankan agar pelanggan operator telekomunikasi menghindari penggunaan layanan untuk transaksi perbankan ketika proses realokasi dilakukan.
Hal itu untuk mengantisipasi agar proses transaksi yang dilakukan tidak terkena dampak akibat gangguan layanan telekomunikasi yang mungkin terjadi.
(den/isk)
03.34
Jokowi Bikin Sejarah Baru di Yogya
'Jokowi Bikin Sejarah Baru di Yogya'
Rista Rama Dhany - detikfinance
Senin, 04/05/2015 15:40 WIB
Yogyakarta -Dalam 6 bulan pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat sejarah baru, yaitu pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) terbesar di Indonesia, yang bertenaga angin.
Ibarat di negara maju, Pantai Samas, Bantul, Yogyakarta akan dihiasi dengan 30 kincir angin 'raksasa' untuk membangkitkan PLTB berkapasitas 50 megawatt (MW).
"Kita mau bangun sejarah, 350 tahun kita dijajah Belanda tanpa satu pun kincir angin dibangun. Kita ingin buat sejarah di Yogya, 70 tahun Indonesia merdeka kita sudah punya kincir angin untuk listrik 50 MW," kata Menteri ESDM, Sudirman Said saat peresmian sejumlah proyek listrik oleh Presiden Jokowi di Pantai Samas, Bantul, Yogyakarta, Senin (4/5/2015).
Proyek PLTB ini ditargetkan rampung pada 2018 dan menelan biaya sekitar Rp 2 triliun. Perusahaan yang membangun adalah UPC Renewables Indonesia.
Menurut Sudirman, bila sudah selesai, PLTB 50 MW ini pemandangannya sangat indah, karena seperti 'perkebunan angin'.
"Ini bisa jadi obyek wisata juga, di bawah turbin nanti juga akan ada perkebunan yang hijau, karena PLTB tidak merusak lingkungan, karena hanya memanfaatkan sumber anginnya saja," kata Sudirman.
Pemerintah memang mendorong penggunaan listrik dengan energi baru terbarukan, seperti panas bumi, angin, biomassa, dan lainnya.
"Karena energi fosil suatu saat akan habis. Sehingga memilih energi baru terbarukan bukan keharusan, tapi harus kita lakukan bersama-sama," jelas Sudirman.(dnl/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
Ibarat di negara maju, Pantai Samas, Bantul, Yogyakarta akan dihiasi dengan 30 kincir angin 'raksasa' untuk membangkitkan PLTB berkapasitas 50 megawatt (MW).
"Kita mau bangun sejarah, 350 tahun kita dijajah Belanda tanpa satu pun kincir angin dibangun. Kita ingin buat sejarah di Yogya, 70 tahun Indonesia merdeka kita sudah punya kincir angin untuk listrik 50 MW," kata Menteri ESDM, Sudirman Said saat peresmian sejumlah proyek listrik oleh Presiden Jokowi di Pantai Samas, Bantul, Yogyakarta, Senin (4/5/2015).
Proyek PLTB ini ditargetkan rampung pada 2018 dan menelan biaya sekitar Rp 2 triliun. Perusahaan yang membangun adalah UPC Renewables Indonesia.
Menurut Sudirman, bila sudah selesai, PLTB 50 MW ini pemandangannya sangat indah, karena seperti 'perkebunan angin'.
"Ini bisa jadi obyek wisata juga, di bawah turbin nanti juga akan ada perkebunan yang hijau, karena PLTB tidak merusak lingkungan, karena hanya memanfaatkan sumber anginnya saja," kata Sudirman.
Pemerintah memang mendorong penggunaan listrik dengan energi baru terbarukan, seperti panas bumi, angin, biomassa, dan lainnya.
"Karena energi fosil suatu saat akan habis. Sehingga memilih energi baru terbarukan bukan keharusan, tapi harus kita lakukan bersama-sama," jelas Sudirman.(dnl/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
22.43
Presiden dijadwalkan tiba di Pantai Goa Cemara, Desa Gadingsari, Sanden Bantul, Senin (4/5/2015) sekitar Pukul 13.00 WIB, yang merupakan salah satu lokasi beroperasinya PLTB.
Sejumlah pejabat antara lain Bupati Bantul, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Dirut Perusahaan Listrik Negara (PLN) turut hadir dalam acara ini.
Kedatangan presiden untuk meluncurkan program listrik nasional berkapasitas 35.000 Mega Watt (MW). Acara sengaja digelar di pesisir selatan Bantul yang saat ini akan membangun listrik bertenaga angin berkapasitas 50 MW
Pembangunan listrik dengan teknologi kincir angin itu akan dilakukan pihak ketiga PT. UPC Renewables Indonesia, investor asal Amerika Serikat.
Manager Pengembangan UPC untuk wilayah Bantul Niko Priyambada menyatakan, presiden sekaligus akan meluncurkan proyek PLTB selain program listrik nasional berkapasitas 35.000 MW.
Distribusi Listrik
“Harga listriknya sudah disepakati, ada beberapa tingkatan harga yang disepakati, tapi saya lupa detilnya,” terang Niko Priyambada, Minggu(3/5).
Pembangunan 25 kincir masing-masing berdiameter 15 x 20 meter dengan ketinggian antara 80 hingga 180 meter itu diprediksi memakan waktu selama setahun. Ditarget, listrik berkapasitas 50 juta watt itu beroperasi pada 2017.
Distribusi listrik ke kalangan industri maupun rumah tangga akan dilakukan oleh PLN. Niko menambahkan, pada saat kedatangan presiden, lembaganya juga akan membicarakan sejumlah hal penting terkait investasi listrik untuk mendukung program listrik nasional 37.000 MW.
Rencananya selain di Bantul, UPC juga akan membangun PLTB di Kabupaten Sidrab, Sulawesi Selatan.
Terpisah, Kepala Desa Srigading, Sanden Wahyu Widodo mengatakan, 25 kincir angin sebagai penggerak listrik akan membentang dari Kec. Srandakan hingga Kec. Sanden.
Pembangunan tiang kincir akan mengenai lahan pertanian warga, namun diklaim tidak memakan banyak tempat. Karena aktivitas pertanian di bawah jaringan kincir masih dapat berlangsung.
Saat ini, pihaknya tengah menyiapkan kedatangan presiden untuk meninjau proyek tersebut. “Presiden sudah dipastikan akan datang, saat ini kami sedang persiapan,” imbuh dia.
via harianjogja
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Bantul
Written By Provider Wisata on Minggu, 03 Mei 2015 | 22.43
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Bantul
Diresmikan Presiden
by jogja dotco in Berita
Presiden dijadwalkan tiba di Pantai Goa Cemara, Desa Gadingsari, Sanden Bantul, Senin (4/5/2015) sekitar Pukul 13.00 WIB, yang merupakan salah satu lokasi beroperasinya PLTB.
Sejumlah pejabat antara lain Bupati Bantul, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Dirut Perusahaan Listrik Negara (PLN) turut hadir dalam acara ini.
Kedatangan presiden untuk meluncurkan program listrik nasional berkapasitas 35.000 Mega Watt (MW). Acara sengaja digelar di pesisir selatan Bantul yang saat ini akan membangun listrik bertenaga angin berkapasitas 50 MW
Pembangunan listrik dengan teknologi kincir angin itu akan dilakukan pihak ketiga PT. UPC Renewables Indonesia, investor asal Amerika Serikat.
Manager Pengembangan UPC untuk wilayah Bantul Niko Priyambada menyatakan, presiden sekaligus akan meluncurkan proyek PLTB selain program listrik nasional berkapasitas 35.000 MW.
Distribusi Listrik
PLTB kini menjadi salah satu proyek listrik yang sudah siap dibangun.
peletakan pertama pembangunan kincir angin dijadwalkan dimulai pada
2016. Setelah UPC menyepakati harga pembelian listrik dengan PLN
Indonesia.
“Harga listriknya sudah disepakati, ada beberapa tingkatan harga yang disepakati, tapi saya lupa detilnya,” terang Niko Priyambada, Minggu(3/5).
Pembangunan 25 kincir masing-masing berdiameter 15 x 20 meter dengan ketinggian antara 80 hingga 180 meter itu diprediksi memakan waktu selama setahun. Ditarget, listrik berkapasitas 50 juta watt itu beroperasi pada 2017.
Distribusi listrik ke kalangan industri maupun rumah tangga akan dilakukan oleh PLN. Niko menambahkan, pada saat kedatangan presiden, lembaganya juga akan membicarakan sejumlah hal penting terkait investasi listrik untuk mendukung program listrik nasional 37.000 MW.
Rencananya selain di Bantul, UPC juga akan membangun PLTB di Kabupaten Sidrab, Sulawesi Selatan.
Terpisah, Kepala Desa Srigading, Sanden Wahyu Widodo mengatakan, 25 kincir angin sebagai penggerak listrik akan membentang dari Kec. Srandakan hingga Kec. Sanden.
Pembangunan tiang kincir akan mengenai lahan pertanian warga, namun diklaim tidak memakan banyak tempat. Karena aktivitas pertanian di bawah jaringan kincir masih dapat berlangsung.
Saat ini, pihaknya tengah menyiapkan kedatangan presiden untuk meninjau proyek tersebut. “Presiden sudah dipastikan akan datang, saat ini kami sedang persiapan,” imbuh dia.
via harianjogja
16.27
Resmikan Berbagai Proyek Pembangunan
Presiden Jokowi Akan Ke Papua
Resmikan Berbagai Proyek Pembangunan
[ JAYAPURA] Presiden Joko Widodo akan kembali mengunjungi Papua
untuk kedua kalinya. Dalam Kunjungan yang kedua ini presiden
direncanakan akan meresmikan beberapa proyek pembangunan dan juga akan
melakukan panen raya di Kabupaten Merauke.
Dandrem 174/Merauke, Brigjen TNI Supartogi selaku Ketua Panitia
Penyambutan di Merauke membenarkan saat dikonfirmasi wartawan, Minggu
(3/5) sore.
"Direncanakan Presiden tiba di Papua pada tanggal 8 Mei, "ujar Danrem
Seperti diketahui bahwa, Kamis pekan lalu telah dilakukan rapat koordinasi di Istana Negara terkait kunjungan ini.
Dari rapat koordinasi diketahui, bahwa menurut rencana Presiden akan
berkunjung pada Jumat tanggal 8 Mei 2015 setelah sebelumnya kunjungan ke
Ambon.
Ini jadwal sementara kunjungan Presiden dan kegiatannya yang
diterima SP, dimana tanggal 8 Mei seusai Sholat Jumat di Ambon
presiden menuju Jayapura, Papua.
Setiba di Jayapura presiden langsung meninjau pasar mama-mama yang terletak di Pasar Phara Sentani
Keesokan harinya, 9 Mei akan meninjau Pasar Hamadi, dan meresmilkan
Jembatan Holtekam, Kampus IPDN di Buper Waena, Kabel Optik serta
peletakan batu pertama pembangunan fasilitas PON 2020.
Usai meresmikan beberapa proyek ini, Presiden terbang menuju kota Rusa Merauke.
Pada tanggal 10 Mei presiden akan mengadakan panen raya di Bapeko
kabupaten Merauke. Lalu siang harinya, presiden langsung menuju
Manokwari untuk peresmian Pembangunan industri Petro Kimia dan
Pembangunan Pembangkit Listrik Proyek Tangguh BUMN
Lalu pada tanggal 11 Mei dari Manokwari akan menuju Sorong untuk
Peresmian Kabel optik Telkom dan peresmian Kawasan Strategis Parawisata
Nasional ( KSPN)
Sore harinya, rombongan presiden langsung kembali ke Jakarta. [154/L-8]