Cikarsya Production :
Latest Post
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

Antariksa Messenger Tabrak Planet Merkurius

Written By Provider Wisata on Jumat, 01 Mei 2015 | 17.00

Misi Berakhir, Wahana Antariksa Messenger Tabrak Planet Merkurius

Jumat, 1 Mei 2015 | 22:55 WIB
 
NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington Ilustrasi wahana Messenger di orbit Planet Merkurius.

JAKARTA, KOMPAS.com - Misi eksplorasi Planet Merkurius yang dilakukan wahana antariksa Messenger (Mercury Surface, Space Environment, Geochemistry, and Ranging) selama 11 tahun akhirnya berakhir.


Perjalanan panjang yang dilalui wahana tersebut sejak diluncurkan tahun 2004 diakhiri secara dramatis dengan menjatuhkannya ke permukaan Merkurius.

"Misi Messenger menyediakan amunisi baru bagi para ilmuwan untuk memulai tahap misi selanjutnya yakni menganalisis data-data yang sudah ada di arsip dan mengungkap misteri Merkurius," demikian pernyataan resmi NASA.

Messenger menabrakkan diri ke permukaan Merkurius dengan kecepatan 8.750 mil per jam atau sekitar 4 kilometer per detik. Hasil tumbukan wahana yang hanya sepanjang 3 meter diperkirakan menciptakan kawah baru di permukaan Merkurius dengan diameter sekitar 16 meter.

Pengendali misi di Applied Physics Laboratory (APL) Johns Hopkins University di Laurel, Maryland, AS menyatakan, pesawat antariksa itu menghantam permukaan Merkurius, Kamis (30/4/2015) pukul 02.40 pm EDT atau Jumat pukul 02.40 WIB dini hari.

Sayang, detik-detik terakhir Messenger di permukaan planet terdekat dengan matahari itu tidak dapat diamati karena menabrak permukaan planet yang membelakangi Bumi. Teleskop-teleskop di Bumi tidak bisa menangkap momen tabrakan itu.

Messenger diluncurkan pada 3 Agustus 2004 dan harus mengarungi luar angkasa selama bertahun-tahun sebelum sampai ke orbit Merkurius pada 17 Maret 2011. Selama misi, Messenger sudah mengitari Merkurius sebanyak 4.105 kali.

Seharusnya misi penelitian ilmiah di Merkurius hanya direncanakan hingga Maret 2012. Namun, karena masih berfungsi baik, misi nya diperpanjang hingga dua kali untuk menambah informasi lebih jelas mengenai planet tersebut.

Salah satu hasil penelitian terbaru yang berhasil dilakukan Messenger adalah mengumpulkan informasi-informasi penting tentang anomali magnetik di kerak Merkurius serta kawah-kawah kutub berisi es pada permukaannya.


Messenger juga berhasil menentukan komposisi permukaan Merkurius, mengungkap sejarah geologisnya, menemukan medan magnet internalnya, dan memverifikasi deposit kutubnya yang didominasi air es.

Setelah kehabisan bahan bakar dan tidak bisa lagi meningkatkan ketinggian, Messenger akhirnya tidak bisa menahan gaya gravitasi matahari di orbitnya.

"Hari ini kita menyampaikan perpisahan kepada pesawat paling tangguh yang berhasil menjelajahi planet tetangga," kata Sean Solomon, peneliti utama Messenger dan direktur Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University di Palisades, New York.

Editor : Tri Wahono
Sumber: NASA

TP Vision Genjot Produksi TV Philips

TP Vision Genjot Produksi TV Philips Berbasis Android Lollipop

 
KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO Jurnalis dari berbagai negara menjajal televisi Philips buatan TP Vision pada acara IFA 2015 Global Press Conference di Hotel Intercontinental Malta, Jumat (24/4/2015).
 
ST. JULIANS, KOMPAS.com - Tren penggunaan internet melalui televisi dan kekayaan konten di dalamnya mendorong TP Vision, perusahaan gabung TVP dan Philips, untuk lebih banyak memproduksi televisi berbasis sistem operasi Android. Sebanyak 80 persen dari seluruh televisi Philips tahun ini nantinya akan menggunakan OS Android Lollipop.

Rencana TP Vision untuk fokus pada Android TV itu dipaparkan dalam acara IFA 2015 Global Press Conference di St. Julians, Malta, Jumat (24/4/2015). Wartawan KompasTekno, Laksono Hari Wiwoho, hadir dalam temu jurnalis teknologi itu dan menjadi satu-satunya jurnalis asal Indonesia di acara tersebut.

Ada beberapa hal yang menjadikan TP Vision tergiur untuk memproduksi lebih banyak televisi berbasis OS buatan Google tersebut. Global Marketing Director TP Vision Marc Harmsen mengklaim bahwa 90 persen Android TV kini telah terkoneksi dengan jagat maya. Angka ini meningkat signifikan karena pada televisi pintar generasi sebelumnya, hanya 60 persen di antaranya yang terhubung ke internet.

Selain kemudahan konektivitas dengan perangkat lain, Android TV juga mempermudah konsumen bermain game melalui layanan streaming ataupun offline (bisa diunduh). Kemudahan menikmati game inilah yang mendorong TP Vision untuk bekerja sama dengan pengembang game, EA dan Gameloft, dengan membuka akses lebih dari 200 game berbasis cloud untuk dimainkan melalui TV.

Android OS ini tidak hanya digunakan pada televisi high-end Philips. OS tersebut juga akan ditanamkan pada sejumlah televisi Full HD kelas entry level. Total ada 38 jenis Android TV baru dari Philips yang akan dikeluarkan pada semester pertama tahun ini.

Editor: Wicak Hidayat

Media Center Mini dari Acer

Revo One, Media Center Mini dari Acer

 
Deliusno/KompasTekno Acer Revo One dipamerkan di ajang Next@Acer, New York, AS, Kamis (23/4/2015).
 
NEW YORK, KOMPAS.com - Melalui ajang Next@Acer 2015, perusahaan asal Taiwan tersebut tampak ingin menunjukkan bahwa mereka masih sangat serius bermain di industri PC. Berbagai perangkat PC diperkenalkan, salah satunya adalah Revo One.

Perangkat ini masuk ke kategori Mini PC. Oleh karena itu, Acer mendesain perangkat tersebut dengan ukuran sekecil mungkin.

Saat dijajal langsung oleh KompasTekno di tempat acara, gedung 4 World Trade Center, New York, AS, perangkat ini memang terlihat sangat mini ketimbang produk PC pada umumnya. Saking kecilnya, ia dapat diangkat dengan menggunakan satu tangan saja.

Sebagai gambaran, Revo One memiliki dimensi 106,5 x 106,5 x 155 mm. Bobotnya hanya 1,1 kg.

Perangkat ini memiliki fungsi seperti PC pada umumnya. Berjalan di sistem operasi Windows 8.1, pengguna dapat berselancar di dunia maya; menjalankan aplikasi, seperti Microsoft Office; dan menonton video.

Meski dapat bekerja sebagai PC pada umumnya, Acer menargetkan penggunaan Revo One sebagai media center di rumah atau pusat data mini di kantor-kantor kecil.

Harapannya, pengguna bisa menaruh semua data digital, baik itu milik pribadi atau untuk kepentingan bersama, dalam perangkat tersebut.

Pengguna nantinya bisa memasukkan tiga buah harddisk berukuran 2,5 inci ke dalam perangkat tersebut. Kapasitas maksimal tiap harddisknya adalah sebesar 2 TB. Itu artinya, pengguna bisa memiliki mini PC dengan kapasitas 6 TB.

Ia pun dapat difungsikan sebagai NAS, pengguna diberi kemampuan untuk mengakses file-file yang disimpan dalam Revo One melalui jaringan lokal dan dunia maya.
Deliusno/KompasTekno Tampak belakang Revo One dari Acer.
Acer juga menyediakan sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk mengontrol perangkat tersebut dengan menggunakan smartphone atau tablet.

Selain bisa mengontrol perangkat, aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk melihat data apa saja, seperti foto dan video, yang ada di Revo One.

Keunggulan lainnya, perangkat ini bisa menjalankan video dengan kualitas 4K dan suara dengan konfigurasi 7.1.

Ada berbagai konfigurasi spesifikasi yang ditawarkan oleh Acer untuk perangkat ini. Salah satunya adalah prosesor Intel Celeron 1,4 GHz dual core, RAM 2 GB, media penyimpanan SSD 60 GB, dan berjalan di sistem operasi WIndows 8.1. Perangkat dengan konfigurasi tersebut dijual dengan harga 419 dollar AS atau sekitar Rp 5,4 juta.

Sementara itu, terdapat juga Revo One yang dipersenjatai dengan prosesor Intel Core i5 dan Intel Core i3.

Revo One sudah dijadwalkan untuk hadir di pasar Indonesia dalam waktu dekat ini. Akan tetapi, masih belum diketahui harga pastinya.
Editor: Wicak Hidayat

Aspire R11, Laptop "Lipat" Terjangkau dari Acer

Aspire R11, Laptop "Lipat" Terjangkau dari Acer

 
Deliusno/KompasTekno Acer Aspire R11 saat dipamerkan di ajang next @Acer, New York, AS, Kamis (23/4/2015).
 
NEW YORK, KOMPAS.com - Acer merilis notebook convertible terbarunya, Aspire R11, dalam acara Next @Acer 2015, Kamis (23/4/2015).

Salah satu perangkat teranyar dari perusahaan asal Taiwan ini dapat dinilai cukup unik karena layarnya dapat diputar hingga 360 derajat.

Produk yang satu ini dapat dikatakan sebagai laptop "lipat" karena layar monitor bisa diputar sehingga membuat perangkat itu dapat difungsikan sebagai tablet.

"Layarnya dapat diputar hingga 360 derajat, mengubah perangkat ini menjadi tablet," kata Jason Chen, CEO Acer, dalam acara peluncuran yang dihadiri langsung wartawan KompasTekno, Deliusno.

Menurut pihak Acer, salah satu kelebihan dari Aspire R11 terletak di bagian engsel atau hinge-nya. Dengan desain bernama "dual-torque", Acer mengklaim bagian engsel tersebut kuat untuk menangani layar yang dilipat secara terus menerus.

Sekadar informasi, bagian engsel pada layar biasanya mudah aus apabila terus dilipat.

Dari segi spesifikasi, Acer Aspire R11 dilengkapi dengan layar sentuh 11,6 inci beresolusi HD. Layar tersebut masih dilindungi atau dilapisi dengan produk kaca dari Corning, Gorilla Glass.

Ia dipersenjatai dengan prosesor Intel Pentium dan Intel HD. Perangkat ini nantinya bakal dijual dengan RAM hingga 8 GB dan media penyimpanan hingga 1 TB.

Salah satu nilai jual dari Aspire R11 terletak dari kekuatan baterainya. Baterai yang melengkapi notebook lipat ini diklaim mampu membuatnya hidup selama 8 jam, saat baterai dalam keadaan penuh.

Saat ini, Aspire R11 berjalan di sistem operasi Windows 8.1. Menariknya, sistem operasi tersebut bakal bisa diperbarui ke Windows 10 secara gratis, apabila sudah dirilis nantinya.

Perangkat ini sendiri bakal dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu sekitar 249 dollar AS atau sekitar Rp 3,2 juta.

Belum diketahui harga pasti dari Aspire R11 nantinya di Indonesia. Akan tetapi, perangkat ini dipastikan akan masuk ke Tanah Air di tahun 2015 ini. 
 
Editor: Wicak Hidayat

PC Diberondong Peluru

"Ctrl Alt Del" Tak Berfungsi, PC Diberondong Peluru

 
Colorado Springs Gazette CPU yang ditembak oleh Hinch, dengan bekas delapan lubang peluru.
 
KOMPAS.com — Seorang pemuda di Colorado Springs, AS, menembaki casing komputernya setelah frustrasi karena tombol Ctrl + Alt + Del tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Kombinasi tombol perintah tersebut semestinya memunculkan Task Manager sehingga pengguna bisa mematikan proses yang sedang dikerjakan oleh komputer, atau bahkan me-restart komputer jika hang.

Namun, karena tidak berhasil mengatasi masalah pada komputernya dengan kombinasi Ctrl + Alt + Del, pemuda tersebut lalu membawa CPU-nya ke halaman belakang rumah dan menembakinya dengan pistol.

Pemuda yang belakangan diketahui bernama Lucas Hinch itu lalu ditahan oleh pihak kepolisian setempat karena melakukan aksi penembakan di lingkungan berpenduduk.

"Ia frustrasi karena komputernya selalu bermasalah dalam beberapa bulan terakhir," ujar juru bicara kepolisian Colorado Springs, Jeff Strossner, seperti dikutip KompasTekno dari BBC, Selasa (21/4/2015).

Dari foto yang dipublikasi oleh harian lokal, Colorado Springs Gazette, CPU dengan casing warna putih itu terlihat meninggalkan delapan lubang bekas tembakan peluru.

Hinch sendiri dilaporkan tidak menyadari bahwa tindakan "koboi"-nya itu melanggar peraturan setempat. Juri di pengadilan Colorado akan memutuskan hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada Hinch. 
 
Sumber: BBC
Editor: Reza Wahyudi

Boyong TV OS Tizen ke Indonesia

Samsung Boyong TV OS Tizen ke Indonesia

 
Yoga Hastyadi/KOMPAS.com Presiden Direktur Samsung Electronics Indonesia Yooyoung Kim dalam peluncuran Smart TV SUHD, Rabu (22/4/2015).
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Samsung resmi meluncurkan perangkat televisi Smart TV SUHD dengan sistem operasi Tizen di Indonesia. Televisi yang dapat terkoneksi internet itu hadir dalam tiga variasi ukuran, yaitu 55 inci, 65 inci, dan 78 inci.

Televisi tersebut menggunakan teknologi gambar 4K yang diklaim bisa menampilkan warna dengan lebih realistis. Istilah SUHD yang digunakan Samsung sendiri digunakan untuk menyebut resolusi UHD yang digunakannya lebih baik dibanding UHD lain, tidak merujuk pada singkatan apapun.

"Kini Samsung SUHD TV yang akan memberikan pengalaman baru saat menonton TV. Saya ingin menyebutnya sebagai TV andalan kami," ujar Presiden Direktur Samsung Electronics Indonesia Yooyoung Kim dalam peluncuran Smart TV SUHD, Rabu (22/4/2015).

"Kami menerapkan teknologi baru, yaitu nano kristal teknologi yang bisa memproduksi warna senatural mungkin. Warna merah di sini akan jadi lebih realistik, begitu juga warna biru," imbuhnya.

Selain soal teknologi warna, perusahaan asal Korea Selatan itu membuat TV tersebut berbentuk cekung. Mereka mengklaim hal tersebut bisa membuat pengguna TV mendapat pengalaman seolah masuk ke dalam tayangan.

"TV kan digunakan sebagai entertainment devices. Samsung melihat TV bukan sekadar alat untuk menonton, tetapi agar pengguna lebih menikmati," pungkas Corporate Marketing Director Samsung Electronics Indonesia Jo Semidang.

Smart TV SUHD tersebut tergolong dalam produk dibanderol dengan harga yang tidak murah. Untuk yang paling kecil saja, 55 inci, dibanderol dengan harga Rp 59 juta. Sedangkan yang paling besar, 78 inci, dibanderol senilai Rp 140 juta.

"Sebenarnya kami ada juga yang lebih besar, yaitu 88 inci. Tapi harganya sekitar Rp 200-an juta," imbuhnya.

Harga yang premium itu, menurut Jo tak akan menyurutkan minat pembeli. Pasalnya, TV tersebut memang diharapkan untuk pengguna dari segmen khusus, bukan pengguna mainstream.

Contohnya, ujar Jo, pembelinya dari kalangan CEO atau pemilik sebuah perusahaan. "TV SUHD ini memang untuk segmen khusus. Mereka adalah orang-orang yang sudah bebas secara finansial," tutup Jo. 
 
Editor: Reza Wahyudi

Snapdragon 820 Akan Dirakit di Pabrik Samsung?

Snapdragon 820 Akan Dirakit di Pabrik Samsung?

 
Qualcomm Ilustrasi Qualcomm Snapdragon
 
KOMPAS.com - Ada yang berbeda pada proses pembuatan prosesor Snapdragon 820 terbaru dari Qualcomm. Sumber yang dekat dengan perusahaan prosesor mobile itu mengungkap bahwa prosesor terbaru itu akan dibuat di pabrik milik Samsung.

Langkah tersebut di luar kebiasaan Qualcomm, karena mereka biasanya menyerahkan sebagian besar proses manufaktur kepada Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) yang memiliki teknologi pemrosesan 20 nanometer.

Namun, seperti dilansir KompasTekno dari Recode, Selasa (21/4/2015), Samsung kini punya teknologi yang lebih unggul ketimbang TSMC. Perusahaan Korea Selatan ini memegang teknologi prosesor 14 nanometer yang lebih tipis.

Teknologi tersebut memungkinkan ukuran proseseor jadi lebih kecil, harga lebih murah dan kinerja baterai jadi lebih efektif.
 
Snapdragon 820 sendiri merupakan generasi mutakhir yang dirancang untuk perangkat kelas atas di tahun 2016 mendatang. Prediksinya, Qualcomm melakukan perakitan di pabrik Samsung agar prosesornya dapat dipakai dalam smartphone seri Galaxy S yang akan datang.

"Pilihan prosesor yang akan dipakai Samsung adalah salah satu keputusan yang paling ditunggu-tunggu. Ini adalah contoh yang tepat mengenai kerjasama antar rival," komentar analis industri prosesor Patrick Moorhead.

Baik Samsung maupun Qualcomm, tak menjawab pertanyaan apapun mengenai desas-desus ini. 
 
Sumber: Recode
Editor: Reza Wahyudi

Tim Khusus untuk Kerjakan Layar iPhone

Samsung Bentuk Tim Khusus untuk Kerjakan Layar iPhone

 
Samsung Logo Samsung
 
KOMPAS.com - Samsung dan Apple tampaknya memang menganut hubungan "hate love relationship" atau hubungan benci tapi cinta. Pasalnya, walau bersaing sengit untuk pasar smartphone, keduanya pada dasarnya saling membutuhkan.

Dilansir KompasTekno, Kamis (16/4/2015) dari Bloomberg, Samsung membentuk tim khusus untuk mengerjakan komponen layar pada produk-produk Apple. Tim tersebut berisi 200 pekerja yang bekerja secara eksklusif.

Tugas utama tim adalah mengakomodir layar untuk produk-produk iPhone, iPad, dan MacBook. Mereka juga membantu pengembangan produk Apple dan tak diperkenankan untuk membeberkan rencana-rencana Apple ke depan.

Tim ini baru dibentuk pada 1 April lalu. Dengan ini, Apple masih menjaga posisinya sebagai pelanggan divisi komponen Samsung yang terbesar.

"Tim eksklusif untuk Apple mengisyaratkan pengembangan hubungan antara Samsung dan Apple," kata analis dari lembaga penelitian IHS, Jerry Kang.

Sebelumnya, gesekan antara kedua perusahaan terjadi akibat hak paten. Apple menuntut Samsung yang dianggap menjiplak desain iPhone. Samsung pun melancarkan serangan balik.

Vendor Korea Selatan tersebut menuduh pabrikan Cupertino menggunakan beberapa bagian teknologi transmisi wireless buatan Samsung tanpa izin.

Terlepas dari ketegangan di masa lalu, nyatanya kini ikatan kedua perusahaan semakin kuat. Ke depan, Samsung tak hanya bakal jadi pemasok komponen tampilan Apple.

Lebih dari itu, Samsung rencananya juga bakal menjalin kerjasama sebagai pemasok semikonduktor untuk Apple. Disinyalir, Samsung bakal membuat prosesor A9 untuk produk iPhone mendatang. 
 
Sumber: Bloomberg
Editor: Reza Wahyudi

Hukum Moore yang Jadi Acuan Industri Semikonduktor

Hukum Moore yang Jadi Acuan Industri Semikonduktor

 
Intel Gordon E. Moore

KOMPAS.com - Pada 19 April 1965, Gordon E Moore menulis editorial di majalah Electronics berisi prediksi bahwa jumlah transistor di dalam integrated circuit (inti chip) bakal berlipat dua setiap tahun.

Dia kemudian mengubahnya menjadi berlipat dua setiap dua tahun pada 1975, sebagaimana dirangkum Kompas Tekno dari Slash Gear, Senin (20/4/2015).

Ketika menulis artikel itu, Moore bekerja sebagai kepala bagian riset di Fairchild Semiconductor. Dia kemudian ikut mendirikan Intel yang kini telah menjelma jadi raksasa chip.

Prediksi yang kemudian lebih dikenal sebagai hukum Moore atau Moore’s Law itu terbukti akurat selama berpuluh tahun kemudian hingga sekarang.

Seolah menjadi perjanjian tidak tertulis, hukum Moore digunkan sebagai acuan oleh industri semikonduktor untuk menyusun target riset dan pengembangan.
SlashGear Majalah Electronics terbitan 19 April 1965, di mana hukum Moore pertama kali tercetus
Kemampuan banyak jenis perangkat elektronik berkaitan dengan hukum Moore, mulai dari harga mikroprosesor, kapasitas memori, bahkan ukuran piksel di sensor kamera digital.

Bersama dengan peningkatan kinerja karena pertambahan transistor yang diprediksi oleh Moore, kemampuan komputer pun bertambah canggih tahun demi tahun. Kemudian muncullah berbagai inovasi seperti wearable device dan smart city.

Tetapi hukum Moore pun pada akhirnya akan menemui batasan yang tidak bisa ditembus.

Peningkatan kinerja komputer dengan menambah transistor selama ini dilakukan dengan menciutkan ukuran transistor yang bersangkutan, sehingga bisa muat lebih banyak di luas bidang yang sama.

Beberapa tahun lalu ahli fisika Michio Kaku menyebutkan bahwa ada satu titik dimana materi silikon yang dipakai membuat transistor -atau bahan apapun penggantinya nanti- tak bisa dikecilkan lebih jauh.

Moore sendiri bersikap terbuka terhadap kemungkinan runtuhnya dalil yang telah berlaku selama berpuluh tahun itu. “Saya pikir hukum Moore akan hilang dalam dekade berikutnya,” kata Moore awal tahun ini.

Ketika hukum Moore sudah “mentok”, ke mana industri akan beralih untuk meningkatkan kinerja chip? Beberapa kemungkinan telah diajukan, mulai dari parallel computing, quantum computing, hingga komputer protein yang bekerja dengan DNA.

Entah apa yang bakal menjadi “penerus” hukum Moore nanti. Yang jelas, teknologi akan selalu maju seperti yang diprediksi oleh Moore, genap 50 tahun lalu.

Sumber: SlashGear
Editor: Reza Wahyudi

F-16 yang Terbakar di Halim Perdanakusuma

Profil Pesawat F-16 yang Terbakar di Halim Perdanakusuma

 
Reska K. Nistanto/Kompas.com F-16A Block 15AG TNI AU registrasi TS-1611, salah satu pesawat yang dimiliki TNI AU. Pesawat F-16 yang terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (16/4/2015), bernomor ekor TS-1643.
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Pesawat tempur F-16 dengan registrasi TS-1643 terbakar saat hendak take-off dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (16/4/2015). Kondisi pesawat diketahui mesin terbakar dan roda kiri lepas. Sang pilot dikabarkan berhasil menyelamatkan diri.

TS-1643 merupakan unit F-16C/D-52ID yang baru didatangkan oleh TNI Angkatan Udara dari Hill Air Force Base, Utah, Amerika Serikat, pada September 2014. Pesawat ini efektif  dioperasikan oleh TNI AU selama enam bulan dan masih di bawah pengawasan pabriknya, Lockheed Martin.

Pesawat F-16 ini bukan produksi baru, melainkan pesawat lama yang dihidupkan kembali, dengan menambahkan upgrade komponen di dalamnya. Program ini sebagai bagian dari kesepakatan hibah 24 unit F-16 antara Pemerintah AS dan Indonesia.

Dikutip KompasTekno dari situs majalah Angkasa, Kamis (16/4/2015), F-16C/D-52ID dikembangkan dari basis F-16C/D Block 25 yang tidak dipakai lagi oleh US Air Force dan disimpan.

F-16C/D Block 25 memiliki bentuk fisik dan berat kotor maksimum serta tipe mesin yang sama dengan F-16 Block 15A/B OCU yang telah dioperasikan TNI AU sejak 1989. Setelah melakukan upgrade, F-16C/D Block 25 itu diklaim memiliki kemampuan yang menyamai generasi F-16 yang lebih baru, yaitu Block 52.

F-16C/D-52ID memiliki berat kotor maksimum 37.500 pon dan mesin jet turbofan yang sama, yaitu Pratt & Whitney F100-PW-220/E dengan gaya dorong 24.000 pon sehingga memiliki thrust to weight (T/W) ratio 0,64.

Mesin Pratt and Whitney F100-PW-220/E yang dipakai telah di-upgrade oleh pabriknya di fasilitas Pratt & Whitney di Old Kelly AFB sehingga mesin yang digunakan diharapkan memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin standar.

F-16C/D-52ID dihibahkan oleh AS sebagai bagian dari Excessive Defense Articles (EDA) sehingga pihak Indonesia secara kuantitas mendapatkan 24 pesawat F-16C/D Block 25 secara cuma-cuma.

Meski demikian, Pemerintah Indonesia tetap harus mengeluarkan biaya untuk keperluan upgrade dan refurbish semua sistem yang ada di pesawat agar memiliki kemampuan mutakhir setara kemampuan avionik pada F-16C/D Block 52. 
 
Editor: Reza Wahyudi
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Pesawat F-16 TNI AU Terbakar

Jet Tempur Typhoon yang Bisa Diproduksi PT DI

Ini Komponen Jet Tempur Typhoon yang Bisa Diproduksi PT DI

 
Eurofighter Gambar konsep pengembangan Eurofighter Typhoon yang mengintegrasikan Comformal Fuel Tank (CFT) di punggungnya.
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen pesawat tempur konsorsium Eropa, Eurofighter menjanjikan transfer teknologi dan perakitan pesawat jika pemerintah Indonesia akhirnya memilih jet tempur produksinya, Typhoon sebagai pengganti F-5 Tiger.

Selain itu, Indonesia juga berkesempatan untuk memproduksi komponen pesawat Typhoon, melalui fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Lantas, komponen apa yang bisa diproduksi oleh pabrik perakitan pesawat yang bermarkas di bandung, Jawa Barat itu?

Martin Elbourne, Head of Industrial Offset Eurofighter menyebutkan jenis komponen yang bisa diproduksi oleh PT DI.

"Komponen yang bisa diproduksi PT DI antara lain adalah comformal fuel tank," ujar Elbourne saat dijumpai KompasTekno di Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Comformal Fuel Tank (CFT) adalah tanki bahan bakar tambahan yang dipasang menyatu mengikuti lekuk badan pesawat, yang bisa memberikan bahan bakar tambahan tanpa mengurangi aerodinamika pesawat, jika dibandingkan dengan external drop tank yang biasanya dicantolkan di sayap atau bagian bawah pesawat.
 
the avionist Comformal fuel tank (lingkaran mera
h) yang terpasang di badan Eurofighter Typhoon
 
Dijelaskan oleh Martin, CFT bisa memberikan keuntungan bagi TNI Angkatan Udara jika mengoperasikan jet tempur Typhoon yang dilengkapi dengan fitur ini, seperti waktu terbang lebih lama, jangkauan lebih jauh, serta tidak mengurangi jumlah persenjataan yang bisa diusung oleh Typhoon.

Sebab, berbeda dengan menggunakan external drop tank, walau sama-sama bisa memberikan bahan bakar lebih banyak dan jangkauan lebih jauh, namun drop tank tersebut menggunakan kaitan yang seharusnya bisa dipasangi persenjataan.

Selain itu, CFT juga disebut Martin sesuai dengan profil wilayah Indonesia yang luas dan berpulau-pulau, sehingga TNI AU bisa melakukan patroli wilayah lebih lama.

Ke depannya, selain memproduksi CFT untuk kebutuhan TNI AU sendiri, PT DI juga bisa mengekspor CFT ke negara-negara lain yang juga mengoperasikan Eurofighter Typhoon, seperti Jerman, Inggris, Spanyol, dan Arab Saudi.

"Ini kesempatan yang bagus bagi PT DI untuk meningkatkan kemampuannya dari produsen pesawat terbang sipil menjadi produsen pesawat tempur," pungkas Martin.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan RI sedang mencari pengganti jet tempur F-5 Tiger yang akan segera dipensiunkan. Eurofighter Typhoon bersamaan dengan JAS-39 Gripen, Sukhoi Su-35, dan F-16 Block 60 menjadi kandidat utama pengganti F-5. 
 
Editor: Reza Wahyudi
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kabar Internet - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger